Langsung ke konten utama

Postingan

Akhirnya Bisa Nge-Live Badminton di Istora Senayan - BliBli Indonesia Open 2018

I'm back with a new post. Lama gak nyentuh blog ini setelah setahun dan setelah berbagai macam kejadian yang dilalui *alaaaahhhh*. By the way karena di tahun ini belum pergi menjelajah lagi karena sesuatu dan lain hal, akhirnya kuputuskan menulis postingan ini walaupun kejadiaannya udah lewat setahun yang lalu. Yah, postingan ini mungkin bisa jadi pelampiasan karena gak bisa nonton live Indonesia Open Super 1000 2019 karena harga tiket ke Jakarta yang mahal gila. Anggap aja sebagai nostalgia dah. Ahhh, sudahlah lupakan. Oke, jadi akan saya bahas pengalaman saya nonton langsung Indonesia Open 2018 di Istora Senayan. Sebenarnya bisa nonton langsung ini adalah rencana yang tertukar. Awalnya saya dengan travelmate saya yang tak lain tak bukan adalah Kak Yessy mau nonton Asian Games 2018 yang diadakan di Jakarta. Sebagai salah satu event olahraga besar yang ada di dunia kayaknya kok sayang banget kalau gak ditonton langsung, apalagi Indonesia sebagai tuan rumah. Tapi eh tapi sete
Postingan terbaru

Healing Trip di Ujung Borneo, Kinabalu - Part 4

Setelah puas menghabiskan waktu di Kundasang dan menikmati pulau, hari terakhir kami habiskan hanya jalan-jalan santai di pusat Kota Kinabalu. Karena saat itu hari Minggu, kami putuskan ke Gaya Sunday Market yang letaknya gak jauh dari hotel kami. Tempatnya cukup dijangkau dengan jalan kaki sekitar 15 menit. Gaya Sunday Market adalah pasar rakyat yang khusus buka saat hari Minggu. Jika hari biasa, jalanan itu sama kayak jalanan biasa pada umumnya. Disana itu rame banget, ibarat kata kayak Alor Street di KL saat malam hari. Hanya saja kalau di Gaya Sunday Market gak cuma jualan makanan aja, tapi segala macam ada, dari baju, perkakas, oleh-oleh, tanaman sampai binatang ada. Gaya Sunday Market buka dari jam 6 pagi sampai jam 12 siang, kalau udah siang balik lagi jadi jalan biasa. Pengunjung Gaya Sunday Market rame banget. Dari warga lokal sampai turis asing ada semua. Karena ini hari terakhir jalan-jalan kami di Kinabalu, jadi ini kami manfaatkan buat sekalian nyari oleh-oleh

Healing Trip di Ujung Borneo, Kinabalu - Part 3 (Pulau Sapi dan Manukan)

Hari ke dua di Kinabalu kami jadwalkan untuk menikmati wisata pulau yang ada disana. Kinabalu memang terkenal dengan wisata pulaunya yang konon katanya indah. Jadi kalau berkunjung ke Kinabalu, sempatkan buat berwisata ke salah satu pulau yang ada disana atau kalian juga bisa mencoba island hopping (mengunjungi beberapa pulau dengan sekali jalan). Hari kedua itu kami putuskan untuk mengunjungi 2 pulau yang terkenal di sana, Pulau Sapi dan Manukan. Untuk menuju kesana kami menyewa kapal penyeberangan seharga 250 RM buat seharian. Harga yang kami dapatkan jauh lebih murah jika kami menyewa di tempat penyeberangan langsung, di Jesselton Point yang berkisar antara 300 - 350 RM. Atau jika gak mau nyewa 1 kapal, tergantung maunya ke pulau mana aja, jadi bayar per orang mulai dari 40 RM per orang. Karena lagi-lagi berkat Bang Denny, kami bisa mendapatkan harga sewa kapal yang cukup miring karena ini yang bawa kapal adalah orang yang bawa Bang Denny waktu ke Kinabalu pertama kali.

Healing Trip di Ujung Borneo, Kinabalu - Part 2 (Kundasang)

Setelah sekian lama membiarkan blog ini tanpa postingan baru, akhirnya saya kembali untuk melanjutkan postingan saya tentang healing trip saya di ujung Borneo . Nah, ini adalah lanjutan dari postingan sebelumnya. Kali ini saya akan bahas tentang trip di hari kedua saya selama di ibukota Negara Bagian Sabah ini. Salah satu tempat favorit yang wajib dikunjungi jika ke Kinabalu adalah Kundasang. Kundasang adalah sebuah desa yang bisa ditempuh lewat jalur darat selama kurang lebih 2,5 jam dari Kota Kinabalu. Kami menuju Kundasang dengan menggunakan mobil sewaan. Supir mobil sewaan kami ini adalah supir Grab kenalan Bang Denny waktu ke Kinabalu sebelumnya. Alhamdulillah berkat sifat SKSD Bang Denny kami bisa mendapatkan mobil seharga 350 RM plus petrol (BBM), karena kalau nyewa lewat agen travel bisa kena 400 sampai 450 RM untuk 1 mobil berkapasitas 6 orang. Perjalanan kami dimulai jam 8 pagi. Karena perjalanan yang cukup jauh, kami menyempatkan sarapan di minimarket samping hotel.

Healing Trip di Ujung Borneo, Kinabalu - Part 1

Kota Kinabalu atau yang biasa lebih sering disebut Kinabalu adalah ibu kota negara bagian Sabah yang merupakan salah satu negara bagian yang ada di Malaysia dan terletak di Kepulauan Kalimantan (Borneo). Nah kali ini saya mau share tentang pengalaman saya bersama teman-teman saya saat trip ke Kinabalu tanggal 12-16 April 2018 kemarin. Biasanya kalau orang Indonesia liburan ke Malaysia, rata-rata tujuannya daerah semenanjung, mana lagi kalau bukan Kuala Lumpur. Nah, pas saya bilang mau ke Kinabalu, orang-orang pada nanyain ada apaan emang disana, saya jawab aja, "Mau liat Gunung Kinabalu 😅😅". Sebenarnya trip ini lagi-lagi terlaksana berkat adanya promo maskapai kesayangan para traveler yang suka backpacker seperti kami 🙈🙈. Saat itu kami menemukan promo penerbangan Pontianak-Kuching seharga 75 ribu rupiah doang! Siapa juga yang gak ngiler liat harga segitu. Nah, berhubung dari Pontianak gak ada penerbangan langsung ke Kota Kinabalu (ibu kota Negara Bagian Sabah) jad

3 Cities 3 Different Stories: Penang, Melaka, Kuala Lumpur Part 4 - Kuala Lumpur (2)

Hari Kedua di KL Tujuan utama kami dihari kedua di KL adalah Batu Caves. Sebelum jejak ke India aslinya, Batu Caves patut juga dikunjungi karena menurut saya tempat ini cukup unik. Hari itu kami mulai dengan sarapan yang sebenarnya udah hampir siang (anggap aja brunch) di restoran terdekat, Restoran ABC dekat hotel. Setelah sarapan, kami langsung menuju KL Sentral dan mencari MRT jurusan Batu Caves. Cukup bayar 2,5 RM, tiket menuju Batu Caves sudah di tangan. Begitu kami sudah sampai di platform yang kami yakini benar kami main naik aja ke dalam, dan setelah pintu tertutup, kami baru sadar tujuan MRT yang kami tumpangi ternyata Seremban, dan sebelum kesasar lebih jauh, begitu di stasiun berikutnya kami langsung turun dan memperhatikan benar-benar letak platform untuk kereta tujuan kami (kebiasaan orang yang gak pernah nemu kereta ya begini). Untunglah cuma perlu nunggu selama 5 menit kereta tujuan Batu Caves datang dan mulai banyak orang-orang India yang naik. Kami duduk di ge

3 Cities 3 Different Stories: Penang, Melaka, Kuala Lumpur Part 4 - Kuala Lumpur (1)

Perjalanan dari Melaka Sentral menuju Terminal Berpadu Selatan (TBS) kurang lebih selama 2 jam. Sampai di TBS, karena kami udah gak ada tenaga lagi buat ngejar-ngejar transportasi umum, ditambah belum familiar dengan model transportasi di Kuala  Lumpur (KL) yang lebih modern kami putuskan aja pesan Grab. Gak mahal kok, hanya 18 RM untuk sampai ke daerah Brieckfield atau Indian Street tempat kami menginap dari TBS. Ternyata selama masa penungguan taksi yang menjemput, hiburan drama pamungkas kami temui di gerbang keluar TBS. Drama ala-ala drama korea sepasang cewek-cowok di depan taksi. Saya dan Kak Rayna yang ngeliatin drama live action ini cuma mesem-mesem aja sambail becandain dialog yang mungkin diomongin mereka (karena mereka ngomong pakai bahasa Mandarin) *sekedar intermezo*. Tak lama setelah menyaksikan drama di TBS, taksi pesanan kami pun datang dan mengantarkan kami ke hotel. Kami menginap di Hotel Westree di daerah Indian Street tepat di depan stasiun KL Sentral. Hotel in