Setelah puas menghabiskan waktu di Kundasang dan menikmati pulau, hari terakhir kami habiskan hanya jalan-jalan santai di pusat Kota Kinabalu. Karena saat itu hari Minggu, kami putuskan ke Gaya Sunday Market yang letaknya gak jauh dari hotel kami. Tempatnya cukup dijangkau dengan jalan kaki sekitar 15 menit.
Gaya Sunday Market adalah pasar rakyat yang khusus buka saat hari Minggu. Jika hari biasa, jalanan itu sama kayak jalanan biasa pada umumnya. Disana itu rame banget, ibarat kata kayak Alor Street di KL saat malam hari. Hanya saja kalau di Gaya Sunday Market gak cuma jualan makanan aja, tapi segala macam ada, dari baju, perkakas, oleh-oleh, tanaman sampai binatang ada. Gaya Sunday Market buka dari jam 6 pagi sampai jam 12 siang, kalau udah siang balik lagi jadi jalan biasa.
Pengunjung Gaya Sunday Market rame banget. Dari warga lokal sampai turis asing ada semua. Karena ini hari terakhir jalan-jalan kami di Kinabalu, jadi ini kami manfaatkan buat sekalian nyari oleh-oleh. Oleh-oleh yang dijual disini juga banyak banget, mulai gantungan kunci, magnet kulkas, baju kaos semua ada. Dan untuk harganya juga murah meriah. Aku beli gantungan kunci lucu, dapatnya 3 biji 10 RM. Ada juga magnet kulkas, 3 biji 10 RM (kalau gak salah ingat ya, seingatku segitu 😂😂). Selain itu ada juga jual oleh-oleh makanan khas, dan yang paling terkenal adalah kopinya. Jadi kami juga beli sedikit oleh-oleh kayak kopi dan teh tarik instan. Nah untuk kopinya sendiri, itu kopi yang penjualnya produksi sendiri dan dibuat bentuknya semacam teh seduh. Jadi kalau dibuat kopinya, kayak nyeduh teh dan ampasnya gak banyak. Dan kata orang-orang yang saya bawain kopi ini rasanya enak.
Harga kopinya juga gak terlalu mahal, waktu saya beli 2 bungkus (1 bungkus isi 20 sachet) harganya 18 RM. Uncle yang jual nawarin, makin banyak beli makin murah. Cuma berhubung saya gak ada beli bagasi tambahan, jadi gak bisa bawa banyak-banyak. Sementara teman-teman yang lain masih asyik nawar-nawar buat oleh-oleh baju, gantungan kunci dan sebagainya. Kalau belanja di Gaya Sunday Market, pintar-pintar aja milih barang sama nawar karena banyak penjual yang jual barangnya sama, tapi harga beda. Jadi kalau niat belanja, cek aja setiap toko.
Ketika udah dirasa cukup belanjanya dan kembali berkumpul, karena tadi jalannya pada mencar-mencar dan pasarnya padat banget, akhirnya kami memutuskan buat makan karena paginya gak sempat sarapan. Di sekitar sana banyak juga kedai yang jual makanan, dari chinese food sampai yang melayu. Kami mau nyari aman aja buat makanan halal kami pilih kedai India-Melayu yang letaknya tepat di depan pintu masuk Gaya Sunday Market. Pilihan makanannya pun banyak, ada yang prasmanan sampai yang pakai order. Lumayan buat ngisi perut yang berontak minta diisi.
Udah perut kenyang, kami putuskan buat jalan lagi. Sebelum balik ke hotel, kami singgah ke Filipino Market yang letaknya gak jauh dari hotel. Disini juga banyak jual oleh-oleh, cuma harganya agak lebih mahal dibanding Gaya Sunday Market. Di dalamnya seperti lorong-lorong pasar, kalau di Pontianak kayak Kapuas Plaza, mungkin kalau di Jakarta kayak Blok M kali ya, tapi tempatnya lebih sempit dan jarak lorongnya pas-pasan buat 1 orang lewat. Saya hanya membeli beberapa barang disini yang sekiranya gak berat banget buat dibawa pulang, buat nambah oleh-oleh buat orang rumah, dan harganya gak terlalu mahal.
Salah satu kios Filipino Market yang kami kunjungi |
Dan eng ing eng, saya dan Kak Yessy pun ikutan tergiur karena pas ada diskon harga lipmatte yang kalau di Indonesia harganya lumayan. Jadilah saya dan Kak Yesyy ikutan belanja lagi, tapi gak sampai tahap borong, cuma ala kadarnya. Sementara Bang Tri nemuin speaker yang dia cari-cari selama ini dan gak ragu-ragu langsung beli dan Kak Amal hanya jadi penonton setia menemani kami belanja.
Puas ngubek-ngubek Suria Sabah dan mendapatkan apa yang diinginkan, kami kepingin liat sunset di Pantai Tanjung Aru karena katanya di sana merupakan salah satu spot sunset terbaik di dunia. Langsung aja kami menuju kesana, dan ternyata letaknya dekat banget dengan bandara. Baru ngeh kalau bandaranya itu terletak di pinggir laut, pantasan kalau diliat dari atas keren banget. Disana udah rame banget turis-turis, teruma dari Asia Timur. Karena saat itu masih jam 5 sore dan belum ada tanda-tanda matahari terbenam, kami jalan-jalan syantik aja di pinggir pantai sambil foto-foto gak jelas.
Makin mendekati sunset, orang-orang makin ramai berdatangan dan hunting foto syantik, dari yang ala kadarnya sampai ala model papan atas. Kami juga gak mau ketinggalan ikut foto memanfaatkan kamera Kak Amal.
Puas menikmati sunset di Tanjung Aru, kami lanjut petualangan mall jilid 2 kami. Sebenarnya bukan ke mall juga sih, tepatnya ke outlet Giant yang gak jauh dari sana karena Kak Amal mau nyari oleh-oleh makanan buat teman kantornya, lebih tepatnya titipan. Disana Kak Amal borong banyak banget makanan snack yang sebenarnya ada di Indonesia, cuma di Malaysia lebih Murah dan kata orang lebih sedap.
Udah dapat belanjaan, dan belum kepingin pulang, kami akhirnya mampir ke Jesselton Point. Kalau siang hari, disini bakal ramai banget dengan orang-orang yang mau wisata pulau karena disini adalah dermaga resmi tempat penyewaan kapal penyeberangan. Nah, kalau malam hari disini jadi tempat nongkrong aja dengan deretan kedai yang menyediakan makan dan minum dengan harga terjangkau. Malam terakhir kami habiskan di Jesselton Point. Disana kami hanya duduk-duduk menghabiskan waktu sambil ngobrol ngalor ngidul dari bercanda sampai serius tentang kehidupan. Padahal kalau dipikir-pikir kami ini adalah sekumpulan orang-orang yang baru kenal, belum kenal terlalu dalam. Tapi berkat liburan ini bisa jadi ketemu teman baru yang sepemikiran dan satu "rasa". Asssseeeeekkkkk
Makin malam, matapun udah mulai berat dan masih harus packing buat pulang. Kami pun pulang ke hotel. Satu kejadian lucu saat packing adalah Kak Amal bingung harus bawa pulang barang-barang yang udah diborongnya tadi, karena tasnya jadi beranak pinak. Untungnya dia naik pesawat full service jadi ada jatah bagasi 20 Kg. Cuma dia ngeribetin bongkar pasang, keluar masukin oleh-oleh yang mau dibawa sampai tahap putus asa mau ditinggalin aja oleh-olehnya yang buat Kak Yessy ikutan ngomelin dia. Jadi, pesan moral dari kejadian ini adalah kalau kalian berangkat travelling jangan bilang aja sama teman-teman biar gak dititipin oleh-oleh 😆😆. Sampai esok harinya tiba waktunya pulang. Pesawat kami pesawat pagi, jam 8 dari Kota Kinabalu menuju Kuching. Jadi, jam 6 pagi kami udah siap check out dari hotel dan menuju bandara.
Kinabalu salah satu tempat yang enak dikunjungi buat healing dari kegiatan rutintas, buat sekedar escape dari realita sejenak dan kembali dengan keadaan yang lebih fresh. Suatu saat mungkin akan kembali lagi, karena masih banyak tempat yang bisa dieksplor di ujung Borneo ini. See you next time 😄😄
Note: all of these photos were taken by Kak Amalia Hadiyanti a.k.a Kak Amal
Note: all of these photos were taken by Kak Amalia Hadiyanti a.k.a Kak Amal
Komentar
Posting Komentar