Langsung ke konten utama

Healing Trip di Ujung Borneo, Kinabalu - Part 4

Setelah puas menghabiskan waktu di Kundasang dan menikmati pulau, hari terakhir kami habiskan hanya jalan-jalan santai di pusat Kota Kinabalu. Karena saat itu hari Minggu, kami putuskan ke Gaya Sunday Market yang letaknya gak jauh dari hotel kami. Tempatnya cukup dijangkau dengan jalan kaki sekitar 15 menit.

Gaya Sunday Market adalah pasar rakyat yang khusus buka saat hari Minggu. Jika hari biasa, jalanan itu sama kayak jalanan biasa pada umumnya. Disana itu rame banget, ibarat kata kayak Alor Street di KL saat malam hari. Hanya saja kalau di Gaya Sunday Market gak cuma jualan makanan aja, tapi segala macam ada, dari baju, perkakas, oleh-oleh, tanaman sampai binatang ada. Gaya Sunday Market buka dari jam 6 pagi sampai jam 12 siang, kalau udah siang balik lagi jadi jalan biasa.

Pengunjung Gaya Sunday Market rame banget. Dari warga lokal sampai turis asing ada semua. Karena ini hari terakhir jalan-jalan kami di Kinabalu, jadi ini kami manfaatkan buat sekalian nyari oleh-oleh. Oleh-oleh yang dijual disini juga banyak banget, mulai gantungan kunci, magnet kulkas, baju kaos semua ada. Dan untuk harganya juga murah meriah. Aku beli gantungan kunci lucu, dapatnya 3 biji 10 RM. Ada juga magnet kulkas, 3 biji 10 RM (kalau gak salah ingat ya, seingatku segitu 😂😂). Selain itu ada juga jual oleh-oleh makanan khas, dan yang paling terkenal adalah kopinya. Jadi kami juga beli sedikit oleh-oleh kayak kopi dan teh tarik instan. Nah untuk kopinya sendiri, itu kopi yang penjualnya produksi sendiri dan dibuat bentuknya semacam teh seduh. Jadi kalau dibuat kopinya, kayak nyeduh teh dan ampasnya gak banyak. Dan kata orang-orang yang saya bawain kopi ini rasanya enak.
Harga kopinya juga gak terlalu mahal, waktu saya beli 2 bungkus (1 bungkus isi 20 sachet) harganya 18 RM. Uncle yang jual nawarin, makin banyak beli makin murah. Cuma berhubung saya gak ada beli bagasi tambahan, jadi gak bisa bawa banyak-banyak. Sementara teman-teman yang lain masih asyik  nawar-nawar buat oleh-oleh baju, gantungan kunci dan sebagainya. Kalau belanja di Gaya Sunday Market, pintar-pintar aja milih barang sama nawar karena banyak penjual yang jual barangnya sama, tapi harga beda. Jadi kalau niat belanja, cek aja setiap toko.

Ketika udah dirasa cukup belanjanya dan kembali berkumpul, karena tadi jalannya pada mencar-mencar dan pasarnya padat banget, akhirnya kami memutuskan buat makan karena paginya gak sempat sarapan. Di sekitar sana banyak juga kedai yang jual makanan, dari chinese food sampai yang melayu. Kami mau nyari aman aja buat makanan halal kami pilih kedai India-Melayu yang letaknya tepat di depan pintu masuk Gaya Sunday Market. Pilihan makanannya pun banyak, ada yang prasmanan sampai yang pakai order. Lumayan buat ngisi perut yang berontak minta diisi.

Udah perut kenyang, kami putuskan buat jalan lagi. Sebelum balik ke hotel, kami singgah ke Filipino Market yang letaknya gak jauh dari hotel. Disini juga banyak jual oleh-oleh, cuma harganya agak lebih mahal dibanding Gaya Sunday Market. Di dalamnya seperti lorong-lorong pasar, kalau di Pontianak kayak Kapuas Plaza, mungkin kalau di Jakarta kayak Blok M kali ya, tapi tempatnya lebih sempit dan jarak lorongnya pas-pasan buat 1 orang lewat. Saya hanya membeli beberapa barang disini yang sekiranya gak berat banget buat dibawa pulang, buat nambah oleh-oleh buat orang rumah, dan harganya gak terlalu mahal.
Salah satu kios Filipino Market yang kami kunjungi
Puas belanja oleh-oleh dan sekiranya gak ada yang kepingin dibeli lagi, kami kembali ke hotel buat ngademin diri sebentar sembari nunggu waktu dzuhur. Setelah itu, karena kakinya gatal masi kepingin jalan, kami putuskan buat ke mall aja. Kami pergi ke salah satu mall terbesar di Kota Kinabalu, Suria Sabah. Cuma mau menikmati jadi anak mall di Kinabalu (kayak kurang kerjaan yaaa 😅). Sebenarnya gak cuma karena itu kami ke mall, tapi sekalian nemenin Bang Denny yang mau nyari titipan kakaknya karena konon katanya produk yang dia mau harganya di Malaysia lebih murah.

Dan eng ing eng, saya dan Kak Yessy pun ikutan tergiur karena pas ada diskon harga lipmatte yang kalau di Indonesia harganya lumayan. Jadilah saya dan Kak Yesyy ikutan belanja lagi, tapi gak sampai tahap borong, cuma ala kadarnya. Sementara Bang Tri nemuin speaker yang dia cari-cari selama ini dan gak ragu-ragu langsung beli dan Kak Amal hanya jadi penonton setia menemani kami belanja.

Puas ngubek-ngubek Suria Sabah dan mendapatkan apa yang diinginkan, kami kepingin liat sunset di Pantai Tanjung Aru karena katanya di sana merupakan salah satu spot sunset terbaik di dunia. Langsung aja kami menuju kesana, dan ternyata letaknya dekat banget dengan bandara. Baru ngeh kalau bandaranya itu terletak di pinggir laut, pantasan kalau diliat dari atas keren banget. Disana udah rame banget turis-turis, teruma dari Asia Timur. Karena saat itu masih jam 5 sore dan belum ada tanda-tanda matahari terbenam, kami jalan-jalan syantik aja di pinggir pantai sambil foto-foto gak jelas.
Makin mendekati sunset, orang-orang makin ramai berdatangan dan hunting foto syantik, dari yang ala kadarnya sampai ala model papan atas. Kami juga gak mau ketinggalan ikut foto memanfaatkan kamera Kak Amal.

Puas menikmati sunset di Tanjung Aru, kami lanjut petualangan mall jilid 2 kami. Sebenarnya bukan ke mall juga sih, tepatnya ke outlet Giant yang gak jauh dari sana karena Kak Amal mau nyari oleh-oleh makanan buat teman kantornya, lebih tepatnya titipan. Disana Kak Amal borong banyak banget makanan snack yang sebenarnya ada di Indonesia, cuma di Malaysia lebih Murah dan kata orang lebih sedap. 

Udah dapat belanjaan, dan belum kepingin pulang, kami akhirnya mampir ke Jesselton Point. Kalau siang hari, disini bakal ramai banget dengan orang-orang yang mau wisata pulau karena disini adalah dermaga resmi tempat penyewaan kapal penyeberangan. Nah, kalau malam hari disini jadi tempat nongkrong aja dengan deretan kedai yang menyediakan makan dan minum dengan harga terjangkau. Malam terakhir kami habiskan di Jesselton Point. Disana kami hanya duduk-duduk menghabiskan waktu sambil ngobrol ngalor ngidul dari bercanda sampai serius tentang kehidupan. Padahal kalau dipikir-pikir kami ini adalah sekumpulan orang-orang yang baru kenal, belum kenal terlalu dalam. Tapi berkat liburan ini bisa jadi ketemu teman baru yang sepemikiran dan satu "rasa". Asssseeeeekkkkk

Makin malam, matapun udah mulai berat dan masih harus packing buat pulang. Kami pun pulang ke hotel. Satu kejadian lucu saat packing adalah Kak Amal bingung harus bawa pulang barang-barang yang udah diborongnya tadi, karena tasnya jadi beranak pinak. Untungnya dia naik pesawat full service jadi ada jatah bagasi 20 Kg. Cuma dia ngeribetin bongkar pasang, keluar masukin oleh-oleh yang mau dibawa sampai tahap putus asa mau ditinggalin aja oleh-olehnya yang buat Kak Yessy ikutan ngomelin dia. Jadi, pesan moral dari kejadian ini adalah kalau kalian berangkat travelling jangan bilang aja sama teman-teman biar gak dititipin oleh-oleh 😆😆. Sampai esok harinya tiba waktunya pulang. Pesawat kami pesawat pagi, jam 8 dari Kota Kinabalu menuju Kuching. Jadi, jam 6 pagi kami udah siap check out dari hotel dan menuju bandara.  

Kinabalu salah satu tempat yang enak dikunjungi buat healing dari kegiatan rutintas, buat sekedar escape dari realita sejenak dan kembali dengan keadaan yang lebih fresh. Suatu saat mungkin akan kembali lagi, karena masih banyak tempat yang bisa dieksplor di ujung Borneo ini. See you next time 😄😄



Note: all of these photos were taken by Kak Amalia Hadiyanti a.k.a Kak Amal

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Healing Trip di Ujung Borneo, Kinabalu - Part 3 (Pulau Sapi dan Manukan)

Hari ke dua di Kinabalu kami jadwalkan untuk menikmati wisata pulau yang ada disana. Kinabalu memang terkenal dengan wisata pulaunya yang konon katanya indah. Jadi kalau berkunjung ke Kinabalu, sempatkan buat berwisata ke salah satu pulau yang ada disana atau kalian juga bisa mencoba island hopping (mengunjungi beberapa pulau dengan sekali jalan). Hari kedua itu kami putuskan untuk mengunjungi 2 pulau yang terkenal di sana, Pulau Sapi dan Manukan. Untuk menuju kesana kami menyewa kapal penyeberangan seharga 250 RM buat seharian. Harga yang kami dapatkan jauh lebih murah jika kami menyewa di tempat penyeberangan langsung, di Jesselton Point yang berkisar antara 300 - 350 RM. Atau jika gak mau nyewa 1 kapal, tergantung maunya ke pulau mana aja, jadi bayar per orang mulai dari 40 RM per orang. Karena lagi-lagi berkat Bang Denny, kami bisa mendapatkan harga sewa kapal yang cukup miring karena ini yang bawa kapal adalah orang yang bawa Bang Denny waktu ke Kinabalu pertama kali.

Healing Trip di Ujung Borneo, Kinabalu - Part 2 (Kundasang)

Setelah sekian lama membiarkan blog ini tanpa postingan baru, akhirnya saya kembali untuk melanjutkan postingan saya tentang healing trip saya di ujung Borneo . Nah, ini adalah lanjutan dari postingan sebelumnya. Kali ini saya akan bahas tentang trip di hari kedua saya selama di ibukota Negara Bagian Sabah ini. Salah satu tempat favorit yang wajib dikunjungi jika ke Kinabalu adalah Kundasang. Kundasang adalah sebuah desa yang bisa ditempuh lewat jalur darat selama kurang lebih 2,5 jam dari Kota Kinabalu. Kami menuju Kundasang dengan menggunakan mobil sewaan. Supir mobil sewaan kami ini adalah supir Grab kenalan Bang Denny waktu ke Kinabalu sebelumnya. Alhamdulillah berkat sifat SKSD Bang Denny kami bisa mendapatkan mobil seharga 350 RM plus petrol (BBM), karena kalau nyewa lewat agen travel bisa kena 400 sampai 450 RM untuk 1 mobil berkapasitas 6 orang. Perjalanan kami dimulai jam 8 pagi. Karena perjalanan yang cukup jauh, kami menyempatkan sarapan di minimarket samping hotel.

Healing Trip di Ujung Borneo, Kinabalu - Part 1

Kota Kinabalu atau yang biasa lebih sering disebut Kinabalu adalah ibu kota negara bagian Sabah yang merupakan salah satu negara bagian yang ada di Malaysia dan terletak di Kepulauan Kalimantan (Borneo). Nah kali ini saya mau share tentang pengalaman saya bersama teman-teman saya saat trip ke Kinabalu tanggal 12-16 April 2018 kemarin. Biasanya kalau orang Indonesia liburan ke Malaysia, rata-rata tujuannya daerah semenanjung, mana lagi kalau bukan Kuala Lumpur. Nah, pas saya bilang mau ke Kinabalu, orang-orang pada nanyain ada apaan emang disana, saya jawab aja, "Mau liat Gunung Kinabalu 😅😅". Sebenarnya trip ini lagi-lagi terlaksana berkat adanya promo maskapai kesayangan para traveler yang suka backpacker seperti kami 🙈🙈. Saat itu kami menemukan promo penerbangan Pontianak-Kuching seharga 75 ribu rupiah doang! Siapa juga yang gak ngiler liat harga segitu. Nah, berhubung dari Pontianak gak ada penerbangan langsung ke Kota Kinabalu (ibu kota Negara Bagian Sabah) jad