Perjalanan dari Melaka Sentral menuju Terminal Berpadu Selatan (TBS) kurang lebih selama 2 jam. Sampai di TBS, karena kami udah gak ada tenaga lagi buat ngejar-ngejar transportasi umum, ditambah belum familiar dengan model transportasi di Kuala Lumpur (KL) yang lebih modern kami putuskan aja pesan Grab. Gak mahal kok, hanya 18 RM untuk sampai ke daerah Brieckfield atau Indian Street tempat kami menginap dari TBS. Ternyata selama masa penungguan taksi yang menjemput, hiburan drama pamungkas kami temui di gerbang keluar TBS. Drama ala-ala drama korea sepasang cewek-cowok di depan taksi. Saya dan Kak Rayna yang ngeliatin drama live action ini cuma mesem-mesem aja sambail becandain dialog yang mungkin diomongin mereka (karena mereka ngomong pakai bahasa Mandarin) *sekedar intermezo*.
Tak lama setelah menyaksikan drama di TBS, taksi pesanan kami pun datang dan mengantarkan kami ke hotel. Kami menginap di Hotel Westree di daerah Indian Street tepat di depan stasiun KL Sentral. Hotel ini sengaja kami pilih atas rekomendasi Kak Yessy biar enak mau kemana-mana karena semua MRT/LRT serta bus berpusat di KL Sentral. Sampai di hotel, kami menjumpai suasana yang sangat India sekali. Sepertinya kami emang gak lepas dari suasana India selama di Malaysia, karena tempat kami menginap selalu berada di daerah Indian Street kecuali Melaka (tapi tetap ketemu bapak resepsionis baik hati keturunan India juga).
FYI, mulai tahun 2017 turis asal luar negeri di Malaysia dikenakan pajak turis sebesar 10 RM per kamar per malamnya untuk menginap di hotel. Selama di Penang dan Melaka, kami tidak dikenakan pajak ini mungkin karena kami menginap di penginapan sekelas hostel. Dan setelah urusan administrasi selesai, kami menuju kamar untuk berisitirahat. Dan di hotel itu suasananya sangat-sangat India, dari pegawai hingga tamunya kebanyakan orang India (kecuali mbak-mbak resepsionis yang kami temui).
Malam pertama di KL kami habiskan buat beristirahat dan makan malam di daerah seikitar Indian Street. Satu restoran favorit kami di daerah itu adalah restoran India, ABC restoran yang letaknya gak jauh dari hotel. Disitu banyak menyediakan menu khas India dan Melayu yang rasanya masih bisa diterima sama lidah kita dan harganya sangat terjangkau.
Hari Pertama di KL
Tujuan utama kami di hari pertama di KL adalah Genting. Walaupun udah dikasi tau sama Mama di Genting cuma ada mall sama tempat orang main judi, kami tetap penasaran mau kesana karena mau ngerasain naik gondola (agak katrok soalnya di Pontianak gak ada beginian). Dari KL menuju Genting, kami naik bus Go Genting yang tiketnya dibeli di KL Sentral seharga 8,60 RM untuk PP. Bus dari KL Sentral menuju Genting berangkat setiap 1 setengah jam sekali. Kami sengaja beli tiket PP biar gak ribet harus beli lagi disana. Kami pun mendapatkan tiket berangkat jam 9.30 dan pulang jam 17.00.
Perjalanan ke genting ditempuh kurang lebih hampir 2 jam dan jalannya berkelok-kelok dan hawa sejuk mulai teras begitu udah mendekati tujuan. Untuk menuju resort sekaligus mall Genting Highland yang terkenal itu,kita harus naik ke lantai 4 untuk naik awana skyway. Sampai di lantai paling atas, kita kudu ngantri buat beli tiket cable car yang akan mengantarkan kita ke resort Genting. Biar gak repot, kami beli tiket cable car untuk PP seharga 8 RM, sudah termasuk untuk stasiun perhentian di Chin Swee Temple (tinggal pilih mau berhenti saat naik apa turun atau dua-duanya terserah buat nikmatin view dari atas bukit).
Rasa excited dan sedikit berdebar kami rasakan begitu gondola yang akan kami tumpangi mendekat. Saat cable car mulai bergerak, ada rasa deg-degan tapi juga excited karena ini kali pertama saya merasakan sensasi menaiki cable car. Perjalanan ditempuh sekitar 15 menit dari stasiun awal menuju resort dan ingat tiket Awana skyway yang udah dibeli jangan sampai hilang karena itu modal kita buat pulang.
Actually, saat kami sampai di Genting Resort gak ada apa-apa kecuali hotel dan mall dan tentu aja tempat kasino karena wahana bermain disana sedang direnovasi. Jadilah kami disana hanya keliling mutarin mall nya dan nyari mushola buat tempat sholat. View di dalam sana juga sama kayak mall pada umumnya, hanya aja lebih modern dan ada beberapa spot yang cukup oke buat foto. Dan satu info penting disini, jika ingin mencari toilet disini, carilah toilet jongkok karena kalau ketemu dengan toilet duduk kalian gak bakal nemu air buat cebok (dan saya sudah mengalaminya).
Puas ngiter-ngiter mall dan ngeiatin orang yang mau nyoba peruntungan di kasino (cuma liat di depan pintu masuknya) kami pun mau lanjut ke Chin Swee Temple. Masih ada spare 2 jam buat waktu explore view dari Chin Swee Temple dan perjalanan pulang. Jadi, saat turun menggunakan cable car dan berhenti di stasiun Chin Swee Temple kita langsung turun aja dan tinggal nunjukkin tiket yang ita punya. Dan ternyata perjuangan menuju Chin Swee Temple lumayan juga, karena harus menuruni banyak banget eskalator, saking banyaknya gak ingat berapa kali (dan itu kita ulang lagi saat harus menuju cable car saat pulang).
Pemandangan yang kami lihat dari atas Chin Swee Temple sangat bagus. Ditambah sedikit kabut dan hawa sejuk jadi bikin hati ikutan adem. Disitu ada banyak patung-patung ala-ala Journey to the West yang ikonik banget. Selain itu juga banyak tempat yang bisa kita kunjungi disana selain menikmati viewnya. Tapi karena kami udah gak ada tenaga lagi buat naikin tangga, karena mikir setelah ini masih harus naik tangga lagi, kami cukup menikmati view di sekitar. Berasa syuting Journey to the West >_<
Pemandangan yang kami lihat dari atas Chin Swee Temple sangat bagus. Ditambah sedikit kabut dan hawa sejuk jadi bikin hati ikutan adem. Disitu ada banyak patung-patung ala-ala Journey to the West yang ikonik banget. Selain itu juga banyak tempat yang bisa kita kunjungi disana selain menikmati viewnya. Tapi karena kami udah gak ada tenaga lagi buat naikin tangga, karena mikir setelah ini masih harus naik tangga lagi, kami cukup menikmati view di sekitar. Berasa syuting Journey to the West >_<
Hayooo... ngomongin apa |
Pukul 17.00 teng kami berangkat dari terminal bus Genting kembali menuju KL Sentral dan selama perjalanan kami habiskan hanya dengan tidur. Sampai di KL Sentral, tujuan kami selanjutnya adalah melihat menara kebanggaan warga Malaysia, Petronas di KLCC. Untuk ke KLCC, kami sengaja memilih menggunakan bus gratis Go KL. Nah, untuk menggunakan bus ini dari KL Sentral, kita harus menunggu di halte yang letaknya ada di pintu keluar KL Sentral. Dan untuk naik bus ini bukan asal nemu bus Go KL langsung naik, tapi harus liat line (yang menandakan jurusan) sehingga kalian gak sesat. Untuk tau rute bus Go KL, kalian bisa download map nya disini. Perhatikan baik-baik map yang kita pegang dan lihat baik-baik tulisan yang ada di depan bus.
Setelah beberapa kali turun naik bus Go KL, kami sampai di KLCC. Sampai disana, ternyata buanya banget turis dari mulai orang Asia sampai tampang bule dan Arab numplek di sekitaran situ demi mendapatkan spot terbaik untuk foto depan Petronas. Kami pun gak mau menyia-nyiakan kesempatan begitu lihat spot kosong langsung aja jepret-jepret. Dan demi foto berdua, kami juga minta bantuan cowok Turki yang juga minta tolongin foto sama kita, selain itu ada juga bapak-bapak Thailand yang minta fotoin. Saling bantu ajalah sesama orang asing di depan Petronas.
belum sah ke KL kalau belum foto disini |
Cerita selama di KL akan berlanjut di part khusus KL bagian 2 yang Chingu ^_^
Komentar
Posting Komentar