Langsung ke konten utama

3 Cities 3 Different Stories: Penang, Melaka, Kuala Lumpur Part 4 - Kuala Lumpur (2)

Hari Kedua di KL

Tujuan utama kami dihari kedua di KL adalah Batu Caves. Sebelum jejak ke India aslinya, Batu Caves patut juga dikunjungi karena menurut saya tempat ini cukup unik. Hari itu kami mulai dengan sarapan yang sebenarnya udah hampir siang (anggap aja brunch) di restoran terdekat, Restoran ABC dekat hotel. Setelah sarapan, kami langsung menuju KL Sentral dan mencari MRT jurusan Batu Caves. Cukup bayar 2,5 RM, tiket menuju Batu Caves sudah di tangan. Begitu kami sudah sampai di platform yang kami yakini benar kami main naik aja ke dalam, dan setelah pintu tertutup, kami baru sadar tujuan MRT yang kami tumpangi ternyata Seremban, dan sebelum kesasar lebih jauh, begitu di stasiun berikutnya kami langsung turun dan memperhatikan benar-benar letak platform untuk kereta tujuan kami (kebiasaan orang yang gak pernah nemu kereta ya begini).

Untunglah cuma perlu nunggu selama 5 menit kereta tujuan Batu Caves datang dan mulai banyak orang-orang India yang naik. Kami duduk di gerbong khusus perempuan yang cukup lengang, cuma ada 2 cewek bule duduk di depan. Dan tiba-tiba setelah dari stasiun berikutnya naiklah seorang cowok bule yang dengan santainya duduk di depan kami. Efek jarang nemu bule dan pingin melatih bahasa Inggris (modus) saya dan Kak Rayna memberanikan diri buat ngajak si bule ngobrol. Dan ternyata si bule ini ramah juga. Namnya Koen Lohuis dari Belanda. Dia ke Malaysia untuk 3 bulan dalam rangka tugas kampusnya. Jadi, selama perjalanan menuju Batu Caves kami habiskan dengan ngobrol dengan Koen. Saya kira hanya kami aja yang kepedean mau foto dengan bule, lha rupanya si Koen juga mau foto sama kita sampai akhirnya tukaran akun FB gegara foto yang gak seberapa itu.

Gak terasa, akhirnya kami sampai di stasiun MRT di Batu Caves. Sesampainya disana kami disambut dengan beberapa pedagang yang menawarkan dagangannya dan juga di Batu Caves banyak monyet yang berkeliaran. Monyet-monyet ini sering banget ngejar orang-orang yang mereka liat megang sesuatu di tangannya, mau itu makanan atau apapun.
Namanya aja Batu Caves, berarti untuk menikmati suasananya kita harus masuk gua, dan pintu masuknya itu harus dicapai dengan menaiki tangga. Awalnya Kak Rayna bilang, "Cukup dibawah ajalah. Gak usah naik". Tapi menurut saya, ngapain jauh-jauh kesini cuma foto sama Patung Murugan yang ada di depan doang. Jadilah saya naik sendiri ke atas berbekal tekad yang kuat *lebay*. Selama naik tangga juga ditemani beberapa ekor monyet yang suka jawil-jawil cantik.

Sampai di atas itu rasanya sesuatu banget dan ternyata pemandangan di dalam luar biasa menurut saya. Memang hanya tempat ibadah, tapi saya menikmati pemandangan alam yang disajikan di dalamnya. Dan ternyata setela itu, Kak Rayna nyusul karena kebosanan nunggu di bawah. Jadilah akhirnya kami berdua explore daerah sekitar gua utamanya, walaupun gak semuanya. Disana kami juga mencicipi ladoo, manisan khas India yang biasa saya liat kalau lagi nemenin Mama nonton India. Karena cuma penasaran, kami cuma beli 1 buah aja seharga 1 RM. Dan pas gigitan pertama, manisnya itu bikin gregetan. Asli! Maniiiiiiiisssssss banget. Saya gak tahan dengan rasa manis itu dan Kak Rayna juga gak mau ngabisin. Niat awal, mau kami buang aja saat pulang. Tapi saat di jalan menuju stasiun, datang seekor monyet dengan muka melas dan nengadahin tangan minta ladoo yang ada di tangan kita. Ya udah, kasih aja sama si monyet daripada sayang dibuang.
Akhirnya kami kembali ke KL Sentral dengan niat awal mau ke Padang Merdeka. Tapi karena panas buanget akhirnya tujuan kami melenceng ke Bukit Bintang dengan lagi-lagi mengandalkan bus Go KL (sukanya yang gratisan). Yang namanya Bukit Bintang pasti semua orang udah tau disana itu sekumpulan mall besar yang ada di KL, dari harga yang murah banget sampai yang mahalnya kebangetan. Kami gak berani ngeliri Pavilion atau Fahrenheit buat belanja, dan akhirnya melipir sedikit ke Berjaya Square dan Sungai Wang Plaza yang harnya lebih bersahabat di kantong bagi yang suka belanja 🙈🙈. Tapi kalau mau beli yang bermerk, gak ada salahnya ke Pavilion.

Setelah puas belanja dengan barang masing-masing, kami mau nyobain makan di Alor Street. Dan disitu ramainya bukan main. Kalau mau makan disana, perhatikan baik-baik logo halal yang ada di restoran, ada apa tidak. Maklum, karena kebanyakan yang dijajakan itu Chinese food. Awalnya kami dikasi tau dengan Kak Yessy buat nyobain Tom Yam Kak Ros, yang jual orang Indonesia dan halal. Tapi kami gak nemu. Akhirnya kami ke restoran Thailand yang berlogo halal dan makan disana. Dan dari beberapa menu yang kami perhatikan di sepanjang jalan, emang makanan di Alor Street itu paling murah seharga 10 RM.

Hati senang habis belanja, perut kenyang dan saatnya pulang.Karena udah gak ada tenaga lagi buat nunggu dan ganti-ganti bus Go KL dan udah hampir jam setengah 11 malam, akhirnya kami putuskan naik MRT ke KL Sentral. Dan akhirnya kami pulang ke hotel dengan selamat.

Hari Ketiga di KL

Hari ketiga, yang mana hari terakhir kami menikmati KL, kami punya spare waktu yang cukup banyak. Sebenarnya rencana di hari ketiga ini kami ingin ke Colmar, tapi kami udah malas buat pergi yang rada jauhan lagi, mungkin lain waktu kalau berkesempatan ke KL lagi. Jadilah hari itu kami, yang dihari terakhir ini ditemani teman Kak Rayna yag bekerja di KL jalan-jalan untuk sekedar city tour

Menngenapi segala titipan dan oleh-oleh makanan yang masih kurang (banyakan Kak Rayna si 😅) kami keliling di mall Nu Sentral letaknya satu gedung dengan KL Sentral. Setelah itu kami lanjut ke Petaling Street atau Chinatownnya KL. Kalau mau nyari suvenir semacam gantungan kunci atau magnet kulkas disini ada banyak, cuma harus pintar-pintar nawar aja. Berhubung saya dan Kak Rayna udah beli gantungan dan magnet di Melaka, kami cuma beli gantungan kunci yang ada tulisan KL nya aja (biasa buat penanda aja pernah kesitu 😂😂).

Puas keliling, saya dan Kak Rayna kembali ke hotel buat naruh barang bawaan dan istirahat sebentar. Tujuan kami selanjutnya adalah Masjid Jamek dan Dataran Merdeka. Dari KL Sentral menuju Masjid Jamek, kita bisa naik kereta tujuan Masjid Jamek. Dan untuk masuk Masjid Jamek, karena saat itu saya pakai celana jeans motif agak sobek (walaupun gak bolong sebenarnya) jadi saya dikasi jubah, sementara kalau Kak Rayna aman karena dia udah pakai dress.

Di Masjid  Jamek, kami sempatkan sholat Dzuhur (dijama' dengan Ashar) sambil ngaso sebentar mendinginkan badan. Udah ngerasa cukup istirahat dan dingin, kamil anjutkan ngeliat-liat bangunan Masjid Jamek. Tapi karena saat itu lagi ada pekerjaan, jadi gak bisa terlalu explore. Akhirnya lanjutlah ngebolang kami ke Dataran Merdeka yang ternyata disana sedang ada acara dan banyak foodtruck dimana-mana. Disini kami hanya hunting foto di spot-spot mainstream, seperti Sultan Abdul Samad Building, KL City Gallery yang didepannya ada tulisan I 💙 KL. Kami gak sempat mau masuk KL City Gallery karena antriannya lumayan panjang, cukup foto disekitaran aja la ya.


Puas hahahihi keliling Dataran Merdeka, kami singgah di foodtruck yang menjual pulut mangga buat ngilangin dahaga. Sebenarnya mau nyobain es krim milo dekat KL City Gallery, cuma lagi bukan jadwalnya. Ya udah ngaso aja dulu sama janjian dengan teman Kak Rayna untuk ketemuan lagi di Bukit Bintang (lagi). Kami pun lanjut menuju Bukit Bintang dari Stasiun Masjid Jamek. Saat mau beli tiket agak bingung, karena ada pilihan "Air Asia Bukit Bintang" dan "Bukit Bintang", karena kami maunya ke Bukit Bintang dengan amat sangat yakin kami tekan Bukit Bintang dan menuju platform tujuan Bukit Bintang. Nah, pas sampai dan mau keluar kok koin nya keluar lagi, dan pintu gak mau terbuka. Kirain hanya koin Kak Rayna yang bermasalah, ternyata saya juga. Usut punya usut setelah nanya ke petugas ternyata kami salah naik kereta. Tiket yang kami beli itu untuk naik MRT, sedangkan yang kami naiki itu LRT, jadi supaya bisa keluar akhirnya kami tukarkan di counter informasi dekat pintu keluar dengan menambah k1 RM kekurangan harga tiket. 

Jadilah malam terakhir kami habiskan kembali lagi di Bukit Bintang untuk beli beberapa barang titipan dan sedikit oleh-oleh serta kembali lagi makan di Alor Streer. Akhirnya kami menemukan Tom Yam Kak Ros yang dicari-cari kemarin, ternyata tempatnya itu agak nyempil makanya harus ngeliat benar-benar. Dan harganya lebih murah dibandingkan restoran lain di Alor Street dan yang jelas halal.

Perut kenyang, hati senang badan letih saatnya pulang ke hotel buat packing. Sebelum berangkat ke Malaysia, kami sudah persiapkan untuk beli 1 bagasi karena bakal tau bakal belanja dan untunglah barang-barang kami gak over. Tenang dan siap tidur.

Hari Keempat di KL - Pulang

Ini adalah hari kepulangan kami ke Pontianak. Untuk menuju bandara KLIA2 dari Brickfields, kami menggunakan skybus seharga 10 RM dari KL Sentral yang tiketnya kami beli pagi itu juga saat sarapan. Karena jadwal pesawat kami jam 5 sore, kami putuskan pilih bus dengan jadwal jam 12 siang, dengan perkiraan 1 jam perjalanan.
Tepat jam 12 teng bus pun berangkat dan membawa kami menuju bandara. Setelah sampai di bandara dan setor bagasi, perjuangan menuju terminal keberangkatan agak lumayan panjang. Seperti waktu datang di bandara super luas ini, kami ngos-ngosan dan perlu nanya beberapa ke petugas terminal keberangkatan pesawat kami. Dan setelah sampai dan tinggal 1 jam lagi take off tiba-tiba ada pengumuman kami harus pindah gate. Dari gate P menuju Gate Q WHAT!!!??

Akhirnya dengan gerakan secepat kilat kami langsung ubah haluan dan agak kejar-kejaran karena jarak yang cukup jauh dan harus kembali lagi berhadapan dengan security check yang ribet. Setelah perjuangan penuh kejar-kejaran itu aakhirnya kami sampai di gate ruang tunggu pesawat kami yang ternyata udah penuh dengan rombongan jambore Kalimantan Barat. Tepat jam 5 teng akhirnya kami terbang pulang kembali ke Pontianak. 

Thank you Penang, Melaka and Kuala Lumpur for those great experiences. See you later in another travel story ^_^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Healing Trip di Ujung Borneo, Kinabalu - Part 3 (Pulau Sapi dan Manukan)

Hari ke dua di Kinabalu kami jadwalkan untuk menikmati wisata pulau yang ada disana. Kinabalu memang terkenal dengan wisata pulaunya yang konon katanya indah. Jadi kalau berkunjung ke Kinabalu, sempatkan buat berwisata ke salah satu pulau yang ada disana atau kalian juga bisa mencoba island hopping (mengunjungi beberapa pulau dengan sekali jalan). Hari kedua itu kami putuskan untuk mengunjungi 2 pulau yang terkenal di sana, Pulau Sapi dan Manukan. Untuk menuju kesana kami menyewa kapal penyeberangan seharga 250 RM buat seharian. Harga yang kami dapatkan jauh lebih murah jika kami menyewa di tempat penyeberangan langsung, di Jesselton Point yang berkisar antara 300 - 350 RM. Atau jika gak mau nyewa 1 kapal, tergantung maunya ke pulau mana aja, jadi bayar per orang mulai dari 40 RM per orang. Karena lagi-lagi berkat Bang Denny, kami bisa mendapatkan harga sewa kapal yang cukup miring karena ini yang bawa kapal adalah orang yang bawa Bang Denny waktu ke Kinabalu pertama kali.

Healing Trip di Ujung Borneo, Kinabalu - Part 2 (Kundasang)

Setelah sekian lama membiarkan blog ini tanpa postingan baru, akhirnya saya kembali untuk melanjutkan postingan saya tentang healing trip saya di ujung Borneo . Nah, ini adalah lanjutan dari postingan sebelumnya. Kali ini saya akan bahas tentang trip di hari kedua saya selama di ibukota Negara Bagian Sabah ini. Salah satu tempat favorit yang wajib dikunjungi jika ke Kinabalu adalah Kundasang. Kundasang adalah sebuah desa yang bisa ditempuh lewat jalur darat selama kurang lebih 2,5 jam dari Kota Kinabalu. Kami menuju Kundasang dengan menggunakan mobil sewaan. Supir mobil sewaan kami ini adalah supir Grab kenalan Bang Denny waktu ke Kinabalu sebelumnya. Alhamdulillah berkat sifat SKSD Bang Denny kami bisa mendapatkan mobil seharga 350 RM plus petrol (BBM), karena kalau nyewa lewat agen travel bisa kena 400 sampai 450 RM untuk 1 mobil berkapasitas 6 orang. Perjalanan kami dimulai jam 8 pagi. Karena perjalanan yang cukup jauh, kami menyempatkan sarapan di minimarket samping hotel.

Healing Trip di Ujung Borneo, Kinabalu - Part 1

Kota Kinabalu atau yang biasa lebih sering disebut Kinabalu adalah ibu kota negara bagian Sabah yang merupakan salah satu negara bagian yang ada di Malaysia dan terletak di Kepulauan Kalimantan (Borneo). Nah kali ini saya mau share tentang pengalaman saya bersama teman-teman saya saat trip ke Kinabalu tanggal 12-16 April 2018 kemarin. Biasanya kalau orang Indonesia liburan ke Malaysia, rata-rata tujuannya daerah semenanjung, mana lagi kalau bukan Kuala Lumpur. Nah, pas saya bilang mau ke Kinabalu, orang-orang pada nanyain ada apaan emang disana, saya jawab aja, "Mau liat Gunung Kinabalu 😅😅". Sebenarnya trip ini lagi-lagi terlaksana berkat adanya promo maskapai kesayangan para traveler yang suka backpacker seperti kami 🙈🙈. Saat itu kami menemukan promo penerbangan Pontianak-Kuching seharga 75 ribu rupiah doang! Siapa juga yang gak ngiler liat harga segitu. Nah, berhubung dari Pontianak gak ada penerbangan langsung ke Kota Kinabalu (ibu kota Negara Bagian Sabah) jad