Langsung ke konten utama

3 Cities 3 Different Stories: Penang, Melaka, Kuala Lumpur Part 2 - Penang

Jam 10 lewat 20 menit akhirnya kami take off dari KL menuju Penang. Dari KL ke Penang kalau via udara, cuma makan waktu 55 menit saja dan karena waktu itu lagi dapat tiket murmer buat PP KL-Penang ya sudah, kami putuskan via udara aja ke Penang. Biar bisa puas explore Penang.

Sebenarnya, seminggu sebelum trip ke Malaysia ini saya baca berita tentang banjir bandang yang melanda Penang waktu itu. Bisa dibayangin dong seminggu sebelum berangkat, ada musibah di tujuan, tapi segala penginapan dengan tiket udah booking. Antara jadi gak jadi juga mikir ke Penang, tapi modal nekat doang. Jadi selama seminggu itu saya cari tau terus tentang perkembangan kondisi disana, apa memungkinkan kalau kami lanjut terus buat trip ke Penang. saya juga email tempat penginapan kita, dan mereka ngabarin bahwa di Penang baik-baik aja dan udah aman. Tapi perasaan masih gak yakin, karena ada berita yang bilang bakal ada badai sama petir lah, tanah retak lah, ditambah dengan teman Kak Rena yang ngirimin foto suasana setelah banjir bandang. Georgetown lumpuh waktu itu.

Ujung-ujungnya mantau forum TripAdvisor yang bahas tentang banjir Penang, dan mereka bilang Penang terutaman Georgetown udah aman banget. Dan begitu saya sampai di Penang, taadaaaaaaa..... Gak kayak abis kena banjir bandang. Jadi, berhubung kami sampai di Penang itu udah jam setengah 12 malam, jadi kami pakai Grab aja menuju penginapan. Dan emang iya, sepanjang jalan kalau diliat-liat emang gak kayak abis kena terjang banjir sama badai. Rapi dan bersih aja kotanya. Encik supir bilang, begitu banjirnyas surut, langsung diberesin sama pemerintahnya, biar gak ganggu aktivitas. Wow! Akhirnya lega, karena semua pikiran buruk yang bilang gak bakal bisa nikmati trip di Penang sirna sudah.

Perjalanan dari Penang International Airport ke penginapan kami itu kurang lebih makan waktu 30 menit. Kami menginap di Red Inn Court di Jalan Kapitan Keling, Georgetown. Di daerah itu banyak banget guesthouse dan hostel betebaran, tapi orang banyak rekomendasi dengan penginapan ini. Dengan harga terjangkau (saat itu kami dapat 200 ribuan per malam dengan tipe kamar private room dan kamar mandi dalam) dapat sarapan pula! Ada juga kelas dormitory disini, dan banyak bule yang nginap disini. So far, tempatnya enak banget.
 Waktu efektif kami untuk explore Penang adalah 2 hari full. Nah, hari pertama, kami memutuskan buat nyari sewaan sepeda. Karena kalau keliling Georgetown dan berburu street art itu paling enak pakai sepeda. Jadi setelah sarapan pagi di penginapan kami langsung cuuss nyari sewaan sepeda. Sebelumnya, kami udah diingatin sama Kak Yessy (karena dia udah nyicip Penang duluan) kalau mau nyari penyewaan sepeda di daerah Armenian Street. Jadi, dengan mengandalkan kekuatan Google Maps, kami pun ngikutin arah yang ditunjukkan si maps. Sambil nyusur jalan, karena gak bisa liat tempat menarik langsung ambil foto dulu. Karena rata-rata bangunan di Penang itu ikonik banget, classic but interesting. Karenan keasyikan nyusur jalan, dan gak ngeliat satu pun tempat penyewaan sepeda, malah adanya yang jual sepeda, akhirnya kami nanya aja dengan penjual sepeda. FYI, di Malaysia sepeda dikenal dengan sebutan basikal, jadikan kalau mau nanya tempat sewa sepeda, bilangnya sewa basikal.

Untungnya si penjual dengan baik hati menunjukkan lokasi tempat sewa sepeda, detail. Dan ternyata pas kami kesan, dekat banget dengan penginapan, daerah Lebuh Chulia yang memang dekat dengan Armenian Street, cuma beda 2 jalur. Gak apa-apalah itung-itung olahraga menjelang siang hari.

Setelah pilih-pilih,lihat satu tempat dua tempat dan banding-banding harga, akhirnya kami dapat sepeda yang kece buat jalan-jalan. Harga sewanya 8 RM hingga jam 6 sore, gak peduli kamu mulai sewa jam berapa. Cici yang jaga toko juga baik banget, dia ngasih map untuk street art yang tersebar di sekitaran daerah turis, terutama Armenian Street, dan dia juga jelasin rutenya. Asik banget.

Setelah test drive dimulailah petualangan kami keliling Georgetown naik sepeda. Karena daerah kami menginap itu memang daerha strategis yang banyak didatangi turis, tempat-tempat yang ikonik juga berdekatan. Jadi kita gak perlu ngayuh sepeda jauh-jauh. Dan di sekitaran situ juga banyak bangunan tua yang keren banget buat hunting foto. Jangan lupa buat singgah shalat di Masjid Kapitan Keling, masjidnya bagus banget dan dekat sekali dengan penginapan kita.


Hari kedua di Penang, kami putuskan untuk nyusur agak jauh dari spot turis, kami pergi ke daerah Lorong Burma. Disana ada dua tempat ibadah khas gaya Thailand (Reclining Buddha Wat Chaiyamangalaram) dan Myanmar (Dhammikarama Burmese Temple). Jadi bagi kami yang belum pernah icip Thailand sama Myanmar, kesini bisa mengobati rasa penasaran suasana ala-ala Thailand atau Myanamar. Terutama Burmese Temple nya itu benar-benar gaya Myanmar lengkap dengan arsitektur dan patung-patungnya. Jadi kalau kalian ke Penang, jangan lupa buat kemari. Karena kami menginap di daerah Jalan Kapitan Keling, jadi untuk menuju kesana kita pakai bus dan Grab. Sebenarnya salah satu aja cukup, kalau pakai bus, pilih bus nomor 301 yang berhenti di halte Lebuh Chulia lalu turun di halte Lorong Bangkok. Nah, karena kami gak pahan gimana pakai bus disana karena gak ada pemberitahuan ini daerah apa dan di google Maps gak jelas, jadilah kami nyasar dan ujung-ujungnya pesan Grab (jangan ditiru ya). Kalau kalian naik bus, cukup bayar 2 RM dengan bilang tujuan dengan Encik Supir.


cekrek dulu di sekitaran Lorong Bangkok, rumah-rumahnya ala-ala tempo doeloe
Untuk urusan makanan, Penang bisa dibilang sebagai surga kuliner. Saat pertama kali mendarat di Malaysia dan ketemu sama supir Grab yang ngantarin kami ke bandara, beliau rekomendasikan banyak banget makanan enak di Penang. Jadilah kami icip-icip juga itu makanan. Yang paling terkenal di Penang adalah nasi kandar. Kalau saya bilang ini sebenarnya nasi Padang ala Malaysia, karena porsinya sama banget dengan nasi Padang. Isinya bisa pilih sendiri, mau pakai ayam, sayur, sambal, atau seafood tergantung selera. Kalau mau makan nasi kandar, tinggal cari di restoran-restoran India yang ada di Indian Street dekat Lebuh Chulia.

Nah, kalau mau coba makanan khas Penang yang lain ada juga di daerah Pesiaran Gurney, tepatnya di Gurney Drive Hawker Centre. Disitu pusatnya kuliner khas Penang. Bagi yang muslim, masuk agak ke dalam buat cari yang halal karena yang di depan itu rata-rata chinese food. Disini, kami nyobain rojak pasembur, ais cendol khas Penang, char kuey teow (yang halal banyak). Dan rasanya enak pakai banget!

Selain di daerah Gurney Drive, kami juga nyobain kulineran di area foodcourt Padang Kota Lama di hari kedua. Kalau kesini cukup jalan kaki aja dari penginapan karena dekat banget. Disini bukanya malam, jadi bisa nikmati suasana kota tua Georgetown malam hari ditambah area foodcourtnya dekat pantai. Jadi rasanya aduhai sepoi-sepoi. Disini kami nyobaik mee sotong, ais kacang ABC (gak tau juga kenapa ada ABC nya) sama asam laksa yang juga enak.
Setelah menghabiskan 2 hari 2 malam di Penang, akhirnya tanggal 13 November kami kembali ke KL dengan pesawat paling pagi, jam 7. Jadi jam 5 subuh kami udah harus cabut dari penginapan ke bandara. Jangan khawatir soal transportasi ke bandara karena Grab banyak juga yang udah beroperasi di waktu subuh. Jadi setelah pamitan sama pemilik penginapan dengan mata merem melek, kami pun meluncur ke bandara. Biaya Grab dari penginapan adalah 26 RM. Jam 7 pagi pun akhirnya kita take off dan jam 8 pagi sampai di KL untuk selanjutnya melanjutkan perjalanan ke Melaka. See you in next Part, Part 3.....

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Healing Trip di Ujung Borneo, Kinabalu - Part 3 (Pulau Sapi dan Manukan)

Hari ke dua di Kinabalu kami jadwalkan untuk menikmati wisata pulau yang ada disana. Kinabalu memang terkenal dengan wisata pulaunya yang konon katanya indah. Jadi kalau berkunjung ke Kinabalu, sempatkan buat berwisata ke salah satu pulau yang ada disana atau kalian juga bisa mencoba island hopping (mengunjungi beberapa pulau dengan sekali jalan). Hari kedua itu kami putuskan untuk mengunjungi 2 pulau yang terkenal di sana, Pulau Sapi dan Manukan. Untuk menuju kesana kami menyewa kapal penyeberangan seharga 250 RM buat seharian. Harga yang kami dapatkan jauh lebih murah jika kami menyewa di tempat penyeberangan langsung, di Jesselton Point yang berkisar antara 300 - 350 RM. Atau jika gak mau nyewa 1 kapal, tergantung maunya ke pulau mana aja, jadi bayar per orang mulai dari 40 RM per orang. Karena lagi-lagi berkat Bang Denny, kami bisa mendapatkan harga sewa kapal yang cukup miring karena ini yang bawa kapal adalah orang yang bawa Bang Denny waktu ke Kinabalu pertama kali.

Healing Trip di Ujung Borneo, Kinabalu - Part 2 (Kundasang)

Setelah sekian lama membiarkan blog ini tanpa postingan baru, akhirnya saya kembali untuk melanjutkan postingan saya tentang healing trip saya di ujung Borneo . Nah, ini adalah lanjutan dari postingan sebelumnya. Kali ini saya akan bahas tentang trip di hari kedua saya selama di ibukota Negara Bagian Sabah ini. Salah satu tempat favorit yang wajib dikunjungi jika ke Kinabalu adalah Kundasang. Kundasang adalah sebuah desa yang bisa ditempuh lewat jalur darat selama kurang lebih 2,5 jam dari Kota Kinabalu. Kami menuju Kundasang dengan menggunakan mobil sewaan. Supir mobil sewaan kami ini adalah supir Grab kenalan Bang Denny waktu ke Kinabalu sebelumnya. Alhamdulillah berkat sifat SKSD Bang Denny kami bisa mendapatkan mobil seharga 350 RM plus petrol (BBM), karena kalau nyewa lewat agen travel bisa kena 400 sampai 450 RM untuk 1 mobil berkapasitas 6 orang. Perjalanan kami dimulai jam 8 pagi. Karena perjalanan yang cukup jauh, kami menyempatkan sarapan di minimarket samping hotel.

Healing Trip di Ujung Borneo, Kinabalu - Part 1

Kota Kinabalu atau yang biasa lebih sering disebut Kinabalu adalah ibu kota negara bagian Sabah yang merupakan salah satu negara bagian yang ada di Malaysia dan terletak di Kepulauan Kalimantan (Borneo). Nah kali ini saya mau share tentang pengalaman saya bersama teman-teman saya saat trip ke Kinabalu tanggal 12-16 April 2018 kemarin. Biasanya kalau orang Indonesia liburan ke Malaysia, rata-rata tujuannya daerah semenanjung, mana lagi kalau bukan Kuala Lumpur. Nah, pas saya bilang mau ke Kinabalu, orang-orang pada nanyain ada apaan emang disana, saya jawab aja, "Mau liat Gunung Kinabalu 😅😅". Sebenarnya trip ini lagi-lagi terlaksana berkat adanya promo maskapai kesayangan para traveler yang suka backpacker seperti kami 🙈🙈. Saat itu kami menemukan promo penerbangan Pontianak-Kuching seharga 75 ribu rupiah doang! Siapa juga yang gak ngiler liat harga segitu. Nah, berhubung dari Pontianak gak ada penerbangan langsung ke Kota Kinabalu (ibu kota Negara Bagian Sabah) jad