Chingudeul, kali ini saya mau share pengalaman travelling saya di Malaysia selama 9 hari 8 malam (10 November-18 November 2018). Sebenarnya udah banyak banget kan ya situs ataupun blog yang bahas tentang travelling ke Malaysia ini. But, gak ada salahnya kan untuk share pengalaman pribadi yang siapa tau bisa bermanfaat bagi orang lain.
Okay, travelling kali ini adalah perjalanan kedua kalinya bagi saya ke Malaysia, setelah sebelumnya saya travelling ke Malaysia bagian Borneo (Sarawak). Tapi, ini adalah penerbangan ke luar negeri pertama kalinya bagi saya karena travelling ke Sarawak kemarin saya menggunakan transportasi bus. Rinciannya ntar bahas di bawah ya.
Travelling ini sebenarnya awalnya antara jadi gak jadi. Awalnya saya berencana dengan teman-teman sekolah, tapi karena kebanyakan rencana dan kesibukan masing-masing walhasil mereka masih mikir-mikir. Tapi karena niat travelling ke Malaysia itu masih kuat dan ternyata ada teman kantor, Kak Rayna, yang juga punya keinginan sama, jadilah kami berdua merencanakan liburan ke Malaysia ini bareng. Dan kami pergi berdua doang, cewek! But Malaysia is a safe place to go, so don't worry.
Nah, jadi perjalanan ini udah kami rencanain dari bulan Juni 2017. Itu nyambil juga dengan rencana saya mau travelling ke Bromo dan Ranu Kumbolo. Jadi, di bulan Juni 2017 kebetulan nemu harga tiket murah ke Kuala Lumpur berkat promo AA karena sekarang udah ada direct flight dari Pontianak ke Kuala Lumpur. Kami dapat harga lumayan, untuk tiket PP, kami dpat harga sekitar 780 ribuan (lupa pastinya). Dan untuk jaga-jaga kami beli bagasi via web, cukup 1 aja buat kami berdua. Dan total untuk tiket PP dan bagasi (setelah bagi 2) kami per orang cukup mengeluarkan uang sekitar 900an ribu. Setelah urusan tiket beres, urusan selanjutnya diurus sepulang dari Malang nanti.
Sepulang dari Malang, lanjut lagi dengan urusan akomodasi dan lainnya. Tujuan kami di Malasysia gak cuma KL aja karena waktu yang kami punya itu terbilang sangat panjang kalau cuma di KL doang (baru sadar setelah beli tiket). Akhirnya berkat saran teman yang udah duluan travelling ke Malaysia kita disaranin untuk pergi ke Penang dan Malaysia juga karena suasana kotanya yang nyaman. Okay, kami pun memasukkan 2 kota itu dalam list perjalanan kami.
Untuk ke Penang, banyak banget transportasi yang bisa digunakan, tergantung kamu prefer yang mana. Kamu bisa pakai kereta, bus atau pesawat. Awalnya kami berencana mau naik kereta aja karena lebih murah dan waktu yang cukup panjang. Tapi, ternyata kami nemuin promo diskon 100rb untuk pesawat AA dari aplikasi pemesanan tiket. Jadi, kami memutuskan naik pesawat aja ke Penang biar lebih hemat waktu dan tenaga. Untuk cerita lengkapnya tunggu di Part 2 ya.
Setelah urusan tiket, itinerary, dan penginapan udah beres, akhirnya tiba juga hari keberangkatan. Awalnya semuanya berjalan baik-baik aja tanpa ada hambatan. Sampai waktu mau print boarding pass di counter check in, kita diharuskan nimbang tas yang masuk ke kabin. Ternyata kalau penerbangan ke luar negeri itu lumayan strict juga, dan tas yang masuk kabin itu gak boleh lebih dari 7 kg. Pas nimbang tas Kak Rayna, aman karena pas 7 kg cuma lebih 1 ons doang. Nah, pas nimbang tas saya, Tadaaaaaaaa 9 kg! Padahal saya gak bawa baju yang banyak. Jadi mikir-mikir gimana caranya supaya gak harus beli bagasi di tempat, karena kalo beli bagasi di tempat kena 400 ribu, Gaes! Untungnya temannya Kak Rayna yang tadi ikut ngantar masih ada di bandara, jadi buru-buru kami nyamperin dia buat nitip beberapa baju saya yang kira-kira gak bakal dipakai. Dan saya mikir lagi kayakny yang buat berat itu adalah peralatan mandi dkk, jadi itu saya masukin tas yang saya pegang aja dan ternyata itu membawa ke masalah selanjutnya.
Setelah selesai masalah kelebihan muatan tadi, akhirnya tas saya ditimbang lagi dan tinggal 6 kg doang dan saya berhasil dapat boarding pass. Masalah selanjutnya adalah ketika udah tinggal dikit lagi masuk ke pesawat. Ketika security check terakhir, pas dipindai keliatan la peralatan mandi saya yang isinya banyak botol-botol karena masuknya di tas yang saya pegang dan gak dilapis apapun. Awalnya tas itu mau diperiksa, apakah isi botol itu bisa lanjut naik pesawat atau gak karena saya baru tau kalau dalam penerbangan internasional gak boleh bawa cairan yang melebihi dari 100 mL. Tapi ternyata saya masih beruntung, pas si Bapak security bilang ke saya mau ngecek isinya, di belakang saya ada ibu-ibu yang rempong dengan si Bapak security tadi, jadi dengan secepat kilat saya bawa aja tas yang baru keluar dari mesin pindai itu dan cuma ngeluarin botol minum doang. Terakhir dekat loket imigrasi lagi-lagi ada mbak-mbak security yang ngeliatin carrier saya, disuruh timbang. Ya udah karena tadi udah ditimbang, saya kasih aja toh hasilnya sama. Pas dia ngeliat tas yang saya pegang dia nanyain saya isinya apa, saya bilang aja makanan (gak bohong kok karena emang ada makanannya). setelah keribetan dengan masalah timbangan akhirnya kami naik pesawat dengan damai. Dan penerbangan dari Pontianak ke KL ditempuh dengan waktu 1 jam 45 menit.
akhirnya naik pesawat dengan damai
Karena kami menggunakan maskapai lowcost favorit backpacker, kami mendarat di KLIA2 Kuala Lumpur yang luas banget. Kami sampai di KL sekitar jam 14.30 waktu Malaysia. Nah, berhubung hari itu juga kami ada penerbangan ke Penang jam 10 malam, kami masih punya waktu untuk jalan-jalan sebentar. Biar gak buru-buru ke bandara kami mutusin buat jalan-jalan ke Putrajaya aja yang gak jauh dari bandara. Untuk ke Putrajaya, kita bisa naik KLIA Express dengan tujuan Putrajaya & Cyberjaya ERL Station. Untuk tiketnya, kita harus turun dulu ke lantai dasar, nah kita bakal nemuin loket KLIA express. Karena bandara KLIA2 itu luas banget, saya dengan Kak Rayna perlu nanya beberapa kali dengan petugas yang kita temuin cuma buat nyari loket tempat beli tiket KLIA Express. So, jangan ragu buat nanya-nanya ya chingu kalau kalian merasa bingung saat nyari jalan di bandara itu. Harga tiket KLIA Express dari KLIA2 ke Putrajaya adalah 9,40 RM. Dari KLIA2 ke stasiun Putrajaya gak lama, cuma 20 menit dan di dalam keretanya itu nyaman banget! Gak ada kesan kumuh atau apapun itu dan sangat-sangat modern.
Sampai di stasiun Putrajaya jangan dikira kita bakal langsung liat spot-spot menarik di Putrajaya karena di sekitaran situ cuma ada jalan tempat bus lalu lalang. Jadi, untuk ke pusat kotanya kita harus naiik bus lagi dengan tujuan Masjid Putra (lupa nomor busnya) yang harganya cuma 2 RM yang dibayar pas naik. Selama kami jalan menuju Masjid Putra kami ketemu dengan serombongan cewek-cewek Indonesia yang juga baru nyampe dan kayaknya bakal lanjut ke KL dan selama perjalanan itu pula itu bus isinya cuma kami para cewek-cewek gak ada yang lain kecuali supir. Selama perjalanan menuju Masjid Putra, kami disuguhkan dengan pemandangan bangunan-bangunan modern kantor-kantor pemerintahan Malaysia, karena Putrajaya adalah pusat pemerintahan Malaysia.
salah satu bangunan di Putrajaya (Kementrian Keuangan)
Cuma 15 menit naik bus, kami sampai di halte depan Masjid Putra. Dan Wow! Viewnya keren banget, walaupun pas kita nyampe disambut hujan gerimis. Berhubung waktu Ashar udah masuk, kami pun mutusin untuk sholat di Masjid Putra. Nah chingu, kalau kalian ke Masjid ini kalian harus memakai pakaian yang sopan ya. Walaupun kamu tidak berhijab, jangan khawatir kamu tetap bisa mengunjungi masjid yang cantik ini karena kita bakal dipinjamkan jubah lebar agar penampilan kita lebih sopan. Waktu itu karena saya datang pakai jeans dan Kak Rayna pakai baju kaos yang mereka nilai agak terlalu pendek, kami juga dipinjamkan jubah. Dan untungnya penjaga masjid itu berbaik hati menawarkan untuk menjaaga barang-barang bawaan kami selagi kami keliling area masjid.
Masjid Putra yang cukup ramai dikunjungi
Suasana di dalam masjid itu adem banget. Setelah sholat kami istirahat sejenak sambil melemaskan otot yang udah naggung bebab bawaan carrier yang lumayan berat. Udah ngerasa capeknya ilang, kami pun mutusin buat cari makanan di sekitar Masjid Putra. Pas mau ngambil barang dan ngembaliin jubah ke penjaga, kami ngeliat suatu "drama" antara kakak penjaga dengan seorang visitor yang ngamuk-ngamuk. Gak jelas masalahnya apa, tapi apapun itu sebaiknya kita gak sepatutnya berkelakuan gak baik ya di tempat ibadah. Dan si kakak yang udah emosi tadi masih bisa melayani kami dengan baik dan mengembalikan barang kami walaupun tangannya gemetaran. Salut!
Okay, untuk nyari makan di sekitaran Masjid Putra juga gak susah. di dekat Masjid Putra yang menghadap laut, ada tangga yang menuju ke bawah yang adalah area foodcourt. Di dekat area itu viewnya bagus banget. Karena gaya bangunan di Putrajaya itu ala-ala mediterania dan view nya menghadap laut, jadi berasa lagi ada di film Ayat-Ayat Cinta (lebay dikit boleh la ya). Sebelum makan, kami nikmatin view nya dulu sambil hunting foto di sekitar situ mumpung suasana mendukung. Dan sekitaran sana banyak wisatawan asal Timur Tengah yang membuat suasana mediterania nya berasa.
Area foodcourt di sekitar Masjid Putra
Udah ngerasa cukup puas hunting foto, kita pun menuju foodcourt. Karena udah terlalu capek, nafsu makan kami berdua udah ilang dan akhirnya kami cuma pesan seporsi mee goreng buat berdua. Cukup buat ganjal perut aja ditambah roti yang saya bawa dari rumah. Selesai makan, kami pun bergegas buat siap-siap lagi ke bandara karena udah jam 7. Untuk ke bandara, kami juga naik KLIA express dengan harga yang sama dari stasiun Putrajaya. Dari Masjid Putra ke Stasiun Putrajaya, kami naik Grab aja supaya lebih efisien dan gak nyasar karena takutnya malah buang-buang waktu. Harga Grab dari Masjid Putra ke Stasiun Putrajaya juga gak terlalu mahal, cuma 9 RM. Supir Grab nya juga ramah banget. Begitu dia tau kami mau ke Penang, dia dengan senang hati menjelaskan dan merekomendasikan tempat-tempat dan kuliner yang wajib dicoba disana. Terimakasih Encik!
Dari Stasiun Putrajaya ke KLIA2, kita hanya perlu naik KLIA Express tujuan KLIA2 dengan harga tiket 9,40 RM. Sesampainya di bandara, kami menyempatkan sholat dulu dan istirahat sambil menunggu waktu penerbangan. Lumayan buat ngembalikan energi.
Sekitar jam setengah 11 malam, akhirnya kami terbang ke Penang. Penerbangan dari KL ke penang cuma makan waktu 55 menit. Dan saat sampai di Penang, udah hampir tengah malam dan untuk menuju ke penginapan kami, kami harus naik Grab. Cerita tentang Penang lanjut di Part 2 ya.
Komentar
Posting Komentar