Langsung ke konten utama

Petualangan Absurd di Bromo-Ranu Kumbolo-Batu Malang Part 1

Annyeong chingudeul!!! It's been a long time tidak membuat postingan. Kayaknya udah lewat lebih dari 3 tahun tidak pernah membuat postingan apapun.
Anyway, sekaligus dalam postingan ini saya mau mengabarkan kalau ini adalah postingan pertama saya di blog yang baru dan bukan seputar K-Pop lagi (sadar usia tapi kadang kumat) blog ini akan diisi hal-hal seputar travelling. Tapi pengumuman ini gak penting-penting amat yak, ya syudahlah lanjut ke intinya saja...


***

Okay, ini adalah travelling kedua saya sebenarnya rame-rame dengan teman kantor. Trip ini udah direncanain dari sepulang kami dari Kuching, Malayasia akhir tahun 2016 kemarin (udah lama banget kan ya??). Awal tahun 2017, direncanain cuma ke Bromo aja. Tapi seiring waktu berjalan dan sambil searching-searching di sekitaran Bromo ada apa aja, ketemulah Ranu Kumbolo, yaitu salah satu jalur pendakian gunung Semeru yang sekaligus juga tempat syuting film 5cm.

Akhirnya trip pun dirancang. Trip ini kita lakukan tanggal 17-22 Agustus 2017. Tiga bulan sebelum hari-H, kami sibuk ngumpulin massa. Saya dengan seorang teman, Kak Yessy, udah nanya-nanyain siapa aja yang bakal berangkat. Biar enak ngurusin penginapan dll. Dan akhirnya fix enam orang yang berangkat, saya , Kak Yessy, Kak Linda, Bang Ari, Bang Denny, dan Obet (ini temen Bang Ari yang baru ketemu pas hari H berangkat). 

Akhirnya, tiba juga hari keberangkatan kita. Tanggal 17 Agustus 2017 kita menuju ke Surabaya dari Pontianak. Kami berangkat dari Pontianak pukul 9.30 pagi (Alhamdulillah gak pakai delay). Perjalanan dari Pontianak ke Surabaya memakan waktu sekitar 1 jam 45 menit. Selama perjalanan, kita suka becandain Kak Linda yang baru pertama kali naik pesawat, lumayan buat membunuh bosan (maafkan kami kakak...)

Karena tujuan kami selanjutnya adalah Probolinggo, sesampainya kami di Surabaya (sekitar jam setengah 12 siang) kami langsung mencari bus Damri jurusan Bandara Juanda-Terminal Bungurasih Surabaya. Beruntung kami gak perlu lama-lama di bandara karena kami langsung menemukan Bus Damri. Sekedar info, kalau mau naik bus Damri, nyari busnya itu butuh jalan sedikit agak jauh dari terminal kedatangan. Nanti cari aja loket bus Damri.

Di dalam bus itu lumayan desak-desakan karena busnya itu gak terlalu besar. Harga tiketnya Rp 30.000 dan langsung bayar di dalam bus. Perjalanan dari Bandara menuju terminal Bungurasih memakan waktu sekitar 30 menit (tergantung kondisi lalu lintas).

Sampai di Terminal sambil peregangan otot karena lelah empet-empetan dalam bus kita nyari makanan di sekitaran terminal. Nah disini nih ujian pertama dimulai. berhubung Kak Linda itu baru pertama kali naik pesawat dan jauh pula dari Pontianak, disini dia udah mulai moody-an. Tiba-tiba dia nangis dan mukanya udah gak enak banget. Jadilah saya dan Kak Yessy berusaha nenangin dan ngajak makan aja, karena kalau udah ketemu makan biasanya baik-baik aja. Setelah makan lumayan la moodnya udah mulai membaik dan bisa lanjut buat lanjutin perjalanan yang masih panjaaaaaaaannngggg. Habis makan, jangan lupa sholat dulu di mushola yang ada di terminal. Bagi kalian yang mau ngelakuin perjalanan jauh, sholatnya bisa dijama'. Jangan sampai tinggal ya sholatnya ^_^

Okay, setelah urusan kampung tengah dan sholat selesai lanjut lagi nyari bus tujuan Probolinggo. Nah, pas nyari bus tujuan Probolinggo ini kita agak kebingungan. Pertama, bus nya itu ternyata banyak banget ke banyak jurusan (maklumlah di Pontianak itu bus antar kotanya gak banyak-banyak amat). Terus kedua kita gak nemuin tulisan bus tujuan Probolinggo. Nah, otomatis kan kita mikirnya apa salah terminal atau gimana. Akhirnya nanya aja ke security, ditunjukkan ke platform bus (lupa bus apa) dan dikasih tau itu tujuan Probolinggo dan sebentar lagi berangkat.

Langsung deh kami tancap ke tempat yang ditunjukkin sama si security. Pas mau naik, kita liat tujuan di bus yang ditunjukkin tadi kok Surabaya-Jember. Nah lho, kok gak ada Probolinggonya?? Nanya deh ke supirnya, si supir bilang iya ini ke Probolinggo. Tapi kita masih ragu karena tulisan di bus nya itu Jember. Jadilah kami lama berdiri di dekat bus itu lirik kanan kiri liatin bus kalau-kalau ada yang tulisannya Probolinggo.

Ngeliatin kita kayak kebingungan, terus si supir bilang ini ke Jember, tapi lewat Probolinggo. Akhirnya kami pun sadar, rupanya Jember itu tujuan akhir bus ini setelah ngelewatin beberapa kota, termasuk Probolinggo. Tenang, kami pun naik bus merah itu. Tarif bus Surabaya-Probolinggo Rp. 25.000,-. Dari Surabaya ke Probolinggo perjalanan ditempuh selama kurang lebih 2 jam setengah (tergantung kondisi lalu lintas). Karena lumayan lama perjalanannya, kami mutusin tidur di perjalanan.

Wajah setengah lelah menuju Probolinggo

Sampai di terminal Probolinggo, sekitar jam 4 kami langsung mecari transportasi menuju Desa Ngadisari, tempat kami menginap dan starting point menuju Bromo. Turun dari bus kami udah disambut pertanyaan orang-orang, "mau ke Bromo?". Mungkin karena ngeliat kami bawa-bawa carrier. Nah, karena banyak banget yang nawarin, akhirnya yang cowok-cowok yang nanyain tarif transport. Beruntung kami langsung dapat orang yang nyediain jasa transport ke Desa Ngadisari. Jangan bayangin transportasi yang dipakai itu mobil jenis minibus ataupun bus AC yang nyaman. Mobil yang dipakai itu jenis ELF (kayak mobil angkot) yang udah lumayan tua kayaknya. Kata si supir masih nunggu penumpangnya 12 orang dulu baru berangkat. Sambil nunggu, kami ngeliatin ada sepasang bule terus ada sekeluarga yang jumlahnya 5 orang yang ikutan nungguin. Kalau diitung-itung itu sebenarnya itu udah lebih dari 12 orang kalau ditambah kami yang berenam. Tapi ya udah ikutin aja la kata si supir karena kami udah capek juga.

sampai di terminal Probolinggo
 wefie dulu nyambil nunggu Elf penuh

Setelah sekitar setengah jam menunggu datanglah lagi sepasang bule dan akhirnya si supir bilang berangkat. Pas masuk, itu asli empet-empetan kayak pepes di dalam mobil. Karena kalau diitung-itung di dalam mobil itu lebih dari 15 orang. Ditambah si bule badannya lumayan berisi. Akhirnya duduklah kami desak-desakan. Saat perjalanan menuju Desa Ngadisari kami kasian tapi lucu dengan anak-anak cowok. Pertama, Bang Denny mendapatkan "kehormatan" duduk di jajaran bule, dihimpit dua bule yang salah satunya pakai baju yang gak berlengan dan keteknya berhadapan langsung dengan mukanya dia (bisa dibayangin la ya?). Kedua, si Obet dan Bang Ari harus rela duduk di tepi pintu pakai kursi kayu kecil (untung gak nyecer di jalan). Dan perjalanan itu ditempuh selama 1 jam dengan perjalanan yang banyak belok-beloknya. Tapi sepanjang perjalanan kita bisa ngeliatin pemandangan. Dan karena waktu keberangkatan kita bertepatan dengan tanggal 17 Agustus, jadi sepanjang perjalanan kita juga ngeliatin kegiatan 17-an yang diadain di sekolah-sekolah sama masyarakat sekitar. Dan si bule yang ikut bersama kami cukup terkesan dengan kegiatan yang ada saat 17-an. That's Indonesia!!


Suasana di dalam elf. Biarpun empet-empetan tetap hepi

Setelah perjalanan yang cukup panjang akhirnya kami sampai juga di Desa Ngadisari sekitar pukul setengah enam. Nah disini udah kerasa banget perubahan suhunya. Yang tadinya perjalanan kami tempuh dengan kepanasan, sesampainya disini itu cuacanya dingin banget! Kayak Pakai AC. Lihat suhu di HP, suhu di sore hari saja udah mencapai 15 derajat! Jadi buat kalian yang berencana kemari, siapkan pakaian yang bisa menghangatkan tubuh kalian ya.




Di Desa Ngadisari kami menginap selama 1 malam karena besok subuhnya kita akan lanjut ke Bromo dan mendaki ke Ranu Kumbolo. Di sini kami nginap di Purnama Homestay. Jangan bayangin penginapannya kayak hotel ya, karena penginapan disini bentuknya seperti rumah-rumah, dan kalau yang punya budget lebih bisa nginap di villa. Nah, kalau penginapan kami ini letaknya masuk ke dalam gang kecil dan di di depannya terdapat warung. Tempatnya nyaman dan bersih. Dan yang paling penting disini disediakan heater untuk mandi. Karena kalau gak ada heater, brrrrrrrr (bayangin aja air kulkas kalo dipakai mandi). Di dekat penginapan ini juga enak kalau mau cari makan, karena banyak warung makan yang bisa kalian temukan disini. 

perut kenyang wajahpun riang

Malam pun menjelang dan kami udah bersih-bersih, makan, sholat dan persiapan buat besok subuh karena perjalanan esok hari itu lebih panjang. Cerita absurdnya lanjut di Part 2 yaaaa.....


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Healing Trip di Ujung Borneo, Kinabalu - Part 3 (Pulau Sapi dan Manukan)

Hari ke dua di Kinabalu kami jadwalkan untuk menikmati wisata pulau yang ada disana. Kinabalu memang terkenal dengan wisata pulaunya yang konon katanya indah. Jadi kalau berkunjung ke Kinabalu, sempatkan buat berwisata ke salah satu pulau yang ada disana atau kalian juga bisa mencoba island hopping (mengunjungi beberapa pulau dengan sekali jalan). Hari kedua itu kami putuskan untuk mengunjungi 2 pulau yang terkenal di sana, Pulau Sapi dan Manukan. Untuk menuju kesana kami menyewa kapal penyeberangan seharga 250 RM buat seharian. Harga yang kami dapatkan jauh lebih murah jika kami menyewa di tempat penyeberangan langsung, di Jesselton Point yang berkisar antara 300 - 350 RM. Atau jika gak mau nyewa 1 kapal, tergantung maunya ke pulau mana aja, jadi bayar per orang mulai dari 40 RM per orang. Karena lagi-lagi berkat Bang Denny, kami bisa mendapatkan harga sewa kapal yang cukup miring karena ini yang bawa kapal adalah orang yang bawa Bang Denny waktu ke Kinabalu pertama kali.

Healing Trip di Ujung Borneo, Kinabalu - Part 2 (Kundasang)

Setelah sekian lama membiarkan blog ini tanpa postingan baru, akhirnya saya kembali untuk melanjutkan postingan saya tentang healing trip saya di ujung Borneo . Nah, ini adalah lanjutan dari postingan sebelumnya. Kali ini saya akan bahas tentang trip di hari kedua saya selama di ibukota Negara Bagian Sabah ini. Salah satu tempat favorit yang wajib dikunjungi jika ke Kinabalu adalah Kundasang. Kundasang adalah sebuah desa yang bisa ditempuh lewat jalur darat selama kurang lebih 2,5 jam dari Kota Kinabalu. Kami menuju Kundasang dengan menggunakan mobil sewaan. Supir mobil sewaan kami ini adalah supir Grab kenalan Bang Denny waktu ke Kinabalu sebelumnya. Alhamdulillah berkat sifat SKSD Bang Denny kami bisa mendapatkan mobil seharga 350 RM plus petrol (BBM), karena kalau nyewa lewat agen travel bisa kena 400 sampai 450 RM untuk 1 mobil berkapasitas 6 orang. Perjalanan kami dimulai jam 8 pagi. Karena perjalanan yang cukup jauh, kami menyempatkan sarapan di minimarket samping hotel.

Healing Trip di Ujung Borneo, Kinabalu - Part 1

Kota Kinabalu atau yang biasa lebih sering disebut Kinabalu adalah ibu kota negara bagian Sabah yang merupakan salah satu negara bagian yang ada di Malaysia dan terletak di Kepulauan Kalimantan (Borneo). Nah kali ini saya mau share tentang pengalaman saya bersama teman-teman saya saat trip ke Kinabalu tanggal 12-16 April 2018 kemarin. Biasanya kalau orang Indonesia liburan ke Malaysia, rata-rata tujuannya daerah semenanjung, mana lagi kalau bukan Kuala Lumpur. Nah, pas saya bilang mau ke Kinabalu, orang-orang pada nanyain ada apaan emang disana, saya jawab aja, "Mau liat Gunung Kinabalu 😅😅". Sebenarnya trip ini lagi-lagi terlaksana berkat adanya promo maskapai kesayangan para traveler yang suka backpacker seperti kami 🙈🙈. Saat itu kami menemukan promo penerbangan Pontianak-Kuching seharga 75 ribu rupiah doang! Siapa juga yang gak ngiler liat harga segitu. Nah, berhubung dari Pontianak gak ada penerbangan langsung ke Kota Kinabalu (ibu kota Negara Bagian Sabah) jad